Media Rakyat

Tradisi Melekan Suroan "Ojo Dumeh" Bergambar Semar, Wujud Syukur dan Kearifan Lokal di Dusun Pondokasem Desa Kedungasri


Banyuwangi – Sejak pukul 04.30 WIB dini hari ini, Sabtu, 1 Suro 1959 H (bertepatan dengan 28 Juni 2025), Dusun Pondokasem, Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, kembali semarak dengan tradisi tahunan melekan selamatan Suroan. Bertempat di halaman rumah Bapak Ponidi, acara sakral ini dihadiri ratusan warga dengan persembahan 110 ingkung sebagai simbol rasa syukur atas berkah dan nikmat kehidupan yang telah diberikan.

Mengusung tema utama "Ojo Dumeh", Suroan tahun ini diperkuat dengan visualisasi Semar, tokoh punakawan yang sarat filosofi Jawa, melambangkan kerendahan hati dan kebijaksanaan. Semar menjadi pengingat akan nilai-nilai luhur "Eling Lan Waspodo, Sadar Lan Sabar, Setiti Lan Ngabekti, Sumeleh Tur Sareh". Pesan-pesan ini mengajak seluruh hadirin untuk senantiasa ingat dan waspada, sadar dan sabar, teliti dan berbakti, serta pasrah dan tenang dalam menjalani setiap fase kehidupan.

Acara melekan selamatan Suroan ini juga manifestasi nyata dari pelestarian budaya adiluhung yang diwariskan turun-temurun. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi ajang mempererat tali silaturahmi, memupuk kebersamaan, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai luhur dalam tatanan masyarakat Dusun Pondokasem.

Bapak Ponidi (Tuan Rumah), "Alhamdulillah, kami sekeluarga sangat bersyukur bisa kembali menjadi bagian dari tradisi mulia ini di halaman rumah kami. Tema 'Ojo Dumeh' bergambar Semar benar-benar menjadi pengingat bagi kita semua untuk senantiasa rendah hati dan bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Allah. Semoga berkah Suroan ini senantiasa melimpahi kita, membawa kedamaian, dan keberkahan bagi seluruh warga Pondokasem." Katanya.



Bapak Wagiman (Sesepuh), "Pada momen 1 Suro ini, mari kita bersama merenungi makna mendalam dari 'Ojo Dumeh' dan ajaran Semar. Pesan 'Eling Lan Waspodo, Sadar Lan Sabar, Setiti Lan Ngabekti, Sumeleh Tur Sareh' adalah tuntunan hidup yang abadi. Saya berharap, di bulan Suro ini, kita semua diberikan ketenangan batin, kekuatan, dan bimbingan untuk selalu berbuat kebaikan, menjaga persatuan, dan mensyukuri setiap anugerah di Desa Kedungasri." Ucapnya.

Sertu Riyaman (Babinsa Kedungasri), "Kehadiran kami dari Babinsa adalah bentuk dukungan penuh terhadap upaya pelestarian budaya yang sangat positif ini. Tradisi melekan selamatan Suroan dengan tema 'Ojo Dumeh' yang berfilosofi Semar ini merupakan cerminan kekayaan kearifan lokal kita. Ini adalah fondasi kuat untuk menjaga kerukunan, kebersamaan, dan kondusifitas lingkungan di Dusun Pondokasem, Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo. Mari kita terus jaga dan lestarikan bersama." Tandasnya (Bangun)
Mediaku