Salaman di Open House Idulfitri 2025
Open house saat Lebaran 2025 kembali ramai dengan tradisi bersalaman. Setelah beberapa tahun dihindari akibat pandemi, kini jabat tangan kembali menjadi simbol silaturahmi yang akrab. Tapi, tahukah Anda bahwa salaman juga bisa menjadi jalur penularan penyakit?
Ucapan “Maaf lahir dan batin” yang dibarengi dengan jabat tangan sudah menjadi pemandangan umum saat Idulfitri. Meski tak diketahui secara pasti asal-usulnya, budaya salaman telah ada sejak ribuan tahun lalu. Menurut National Geographic (13 Maret 2020), jabat tangan sudah digambarkan dalam relief batu, vas kuno, dan literatur klasik seperti Iliad dan Odyssey. Bahkan, di abad ke-9 SM, jabat tangan tercatat dalam relief Raja Asyur Shalmaneser III dengan pemimpin Babilonia.
Di Amerika Serikat, kaum Quaker menggunakan jabat tangan pada abad ke-18 sebagai simbol kesetaraan, menggantikan tradisi membungkuk atau membuka topi. Para ahli sejarah bahkan menyebut jabat tangan berasal dari kebiasaan tentara zaman kuno yang menunjukkan tangan kosong sebagai tanda tidak membawa senjata, seperti dijelaskan oleh Prof. Steven Pinker dari Harvard University.
Meski penuh makna, berjabat tangan bukan tanpa risiko. Penelitian dari London School of Hygiene and Tropical Medicine (2009) mengungkapkan bahwa 4–19% tangan penumpang transportasi umum di London terkontaminasi bakteri feses. Jika jabat tangan dilakukan tanpa cuci tangan, potensi penularan penyakit seperti diare, flu, dan infeksi saluran pernapasan meningkat drastis.
The Guardian (11 Maret 2012) bahkan memuat pendapat Dr. Luisa Dillner yang menyarankan agar salaman dihindari demi kesehatan. WHO juga mencatat, mencuci tangan setelah berjabat tangan bisa menurunkan angka kematian akibat diare hingga 50%.
Di Indonesia, tradisi bersalaman saat Lebaran hampir mustahil dihindari. Menghindar bisa dianggap tidak sopan, bahkan mencuci tangan setelahnya pun bisa memunculkan kesalahpahaman sosial. Namun, tetap penting untuk menjaga kebersihan tangan—terutama setelah bersalaman dengan banyak orang, menyentuh benda umum, atau sebelum makan.
Kabar baiknya, budaya cebok dengan air di Indonesia jauh lebih higienis dibanding negara-negara yang hanya menggunakan tisu. Ini menjadikan risiko penularan penyakit dari jabat tangan di Indonesia relatif lebih rendah. Namun tetap, menjaga kebersihan tangan adalah langkah bijak.
Salaman saat Lebaran adalah tradisi yang penuh kehangatan dan makna. Namun, bijaklah dalam menjaga kebersihan diri. Bawa hand sanitizer saat open house, hindari menyentuh wajah sebelum mencuci tangan, dan tetap jaga kesehatan di tengah keceriaan Lebaran.
Jabat tangan boleh, tapi kebersihan jangan dilupakan. Selamat Hari Raya Idulfitri 2025—mohon maaf lahir dan batin!